Manajemen Resiko Materi 2
Manajemen Risiko adalah berkaitan dengan kegiatan keamanan, yang tujuan-nya adalah
menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap kerugian
akibat kejahatan dan semua
gangguan sosial atau gangguan alamiah, yang mungkin membahayakan kehidupan dan
perkembangan perusahaan.
Manajemen Risiko merupakan
keputusan eksekutif/manajerial yang berkaitan dengan pengelolaan risiko murni,
yang mencakup:
1. Menemukan secara sistematis
dan menganalisis kerugian-kerugian yang dihadapi perusahaan (melakukan
identifikasi terhadap risiko)
2. Menemukan metode yang
paling baik dalam menangani risiko (kerugian) yang dihubungkan dengan
keuntungan perusahaan.
Manajemen Risiko dan Asuransi
Asuransi merupakan bagian dari manajemen risiko, karena
asuransi merupakan salah satu cara
penanggulangan risiko, sebagai hasil pe-rumusan strategi penanggulangan risiko
dari manajemen risiko.
Persamaan Manajemen Risiko dan Asuransi:
Kedua-duanya merupakan
kegiatan manajemen, yang berkaitan dengan upaya penanggulangan risiko murni
yang dihadapi oleh perusahan.
Perbedaan Manajemen Risiko dan Asuransi:
|
|
|
|
1. Lebih menekankan kegiatannya pada 1. Merupakan
salah satu cara menanggu-
|
menemukan dan menganalisis risiko |
|
langi risiko murni tertentu. |
|
murni. |
|
|
2. Tugasnya hanya
memberikan penilaian |
2. |
Tugasnya menangani seluruh proses |
|
|
|
||
|
belaka terhadap semua
teknik |
|
pengalihan risiko |
|
|
|
|
|
penanggulangan risiko
(termasuk |
|
|
|
asuransi) |
|
|
3. |
Pelaksanaan programnya |
3. |
Melibatkan jumlah orang dan
kegiatan- |
|
menghendaki adanya kerja sama |
||
|
|
kegiatan yang lebih kecil. |
|
|
dengan sejumlah individu dan bagian- |
|
|
|
|
|
|
|
bagian dari perusahaan. |
|
|
4. |
Keputusan manajemen risiko |
4. Keputusan di bidang
asuransi |
|
|
|
||
|
mempunyai pengaruh yang lebih |
|
mempunyai pengaruh yang
lebih |
|
|
|
|
|
luas/besar terhadap operasi |
|
terbatas. |
|
|
|
|
|
perusahaan. |
|
|
sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan Nasional [1]
A.
Tujuan
sebelum terjadinya peril 1. Hal-hal yang bersifat ekonomis, yaitu
upaya untuk menanggulangi kemungkinan kerugian dengan cara yang paling
ekonomis, yang dilakukan melalui analisa keuangan terhadap biaya program
keselamatan, besarnya premi asuransi, biaya dari bermacam-macam teknik
penanggulangan risiko. 2. Hal-hal yang bersifat non ekonomis,
yaitu upaya untuk mengurangi kecemasan, sebab adanya kemungkinan terjadinya
peril tertentu dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan, sehingga dengan
adanya upaya penanggulangan maka kondisi itu dapat diatasi. 3. Tindakan penanggulangan risiko
dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang berasal dari pihak ketiga/pihak
luar perusahaan, seperti : a. Memasang/memakai alat-alat
keselamatan kerja tertentu di tempat kerja/pada waktu bekerja untuk
menghindari kecelakaan kerja, misalnya : pemasangan rambu-rambu, pemakaian
alat pengaman (misal : gas masker) untuk memenuhi ketentuan yang tercantum
dalam Undang-undang Keselamatan Kerja. b. Mengasuransikan aktiva yang
digunakan sebagai agunan, yang dilakukan oleh debitur untuk memenuhi
persyaratan yang ditentukan oleh kreditur.
B. Tujuan setelah
terjadinya peril 1.
Menyelamatkan operasi
perusahaan, artinya manajer risiko harus mengupayakan pencarian strategi
bagaimana agar kegiatan tetap berjalan sehabis perusahaan terkena peril,
meskipun untuk sementara waktu yang beroperasi hanya sebagian saja. 2. Mencari
upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut sesudah perusahaan
terkena peril. Hal ini sangat
penting terutama untuk perusahaan yang melakukan pelayanan terhadap
masyarakat secara langsung, misalnya: bank, sebab bila tidak akan
menimbulkan kegelisahan dan nasabahnya bisa lari ke perusahaan pesaing. 3. Mengupayakan
agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun tidak sepenuhnya,
paling tidak cukup untuk menutup biaya variabelnya. Untuk mencapai tujuan ini bilamana perlu
perusahaan untuk sementara melakukan kegiatan usaha di tempat lain. 4. Mengusahakan
tetap berlanjutnya pengembangan usaha bagi perusahaan yang sedang melakukan
pengembangan usaha, misalnya : yang sedang memproduksi barang baru atau
memasuki pasar baru. Jadi harus
berupaya untuk mengatur strategi agar pengembangan yang sedang dirintis
tetap bisa berlangsung. 5.
Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial
dari perusahaan. Artinya harus dapat
menyusun kebijaksanaan untuk meminimumkan pengaruh buruk dari suatu peril
yang diderita perusahaan terhadap karyawannya, para pelanggan/penyalur,
para pemasok dan sebagainya.
|
Frekuensi |
Kegawatan |
|
No. |
Kerugian |
Kerugian |
Penanggulanan |
1 |
Rendah |
Rendah |
Retensi/Pengendalian |
2 |
Tinggi |
Rendah |
Retensi/Asuransi/Pengendalian |
3 |
Rendah |
Tinggi |
Asuransi/Pengendalian |
4 |
Tinggi |
Tinggi |
Menghindari |
Langkah-langkah Proses
Pengelolaan Risiko
1. Mengidentifikasi/menentukan
terlebih dahulu objek/tujuan yang ingin dicapai melalui pengelolaan risiko
2. Mengidentifikasi
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian/peril atau mengidentifikasi
risiko-risiko yang dihadapi
3.
Mengevaluasi
dan mengukur besarnya kerugian potensial
4. Mencari cara atau kombinasi
cara-cara yang paling baik, paling tepat dan paling ekonomis untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat terjadinya suatu peril
5.
Mengkoordinir
dan mengimplementasikan/melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diambil
untuk menanggulangi risiko
6. Mengadministrasi,
memonitor, dan mengevaluasi semua langkah-langkah
atau strategi yang telah diambil dalam menanggulangi risiko.
Komentar
Posting Komentar